Model Pembelajaran Model Drill & Practice
20.52Drill And Practice
Pengertian
Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau ketrampilan dalam sesuatu, misalnya dalam lari cepat, atletik, berenang; atau berkebun. Sebab itu di dalam proses mengajar belajar, perlu diadakan latihan untuk menguasai ketrampilan tersebut. Maka salah satu teknik penyajian pelajaran untuk memenuhi tuntutan tersebut ialah teknik latihan atau drill. Ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Latihan yang praktis, mudah dilakukan, serta teratur melaksanakannya membina anak dalam meningkatkan penguasaan ketrampilan itu; bahkan mungkin siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna. Hal ini menunjang siswa berprestasi dalam bidang tertentu, misalnya juara lari, juara sepak bola; juara bersepeda dan sebagainya. Teknik ini memang banyak digunakan untuk pelajaran olah raga. Dalam hal ini banyak cabang olah raga yang memerlukan latihan khusus dan teratur, serta pengawasan dari trainer yang baik.
Kemampuan untuk mencapai keberhasilan belajar secara akurat dan tuntas adalah dengan berlatih dan melakukan praktek, yang diterapkan pada berbagai subjek mata pelajaran. Berlatih juga bisa dikatakan bagian dari praktek sebagai prosedur pembelajaran, corntohnya:
Drill (berlatih) : mengeja kata, menghapal, dsb.
Practice (praktek) : menulis, melaksanakan gerak dalam olahraga, dll.
Sehingga sering pula dikatakan bahwa berlatih dan, praktek itu dikategorikan menjadi satu strategi karena di kelas dipakai bersamaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali atau kontinyu/untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Lebih dari itu diharapkan agar pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari itu menjadi permanen, mantap dan dapat dipergunakan setiap saat oleh yang bersangkutan.
Harus disadari sepenuhnya bahwa apabila penggunaan metodc tersebut tidak/kurang tepat akan menimbulkan hal-hal yang negatif; anak kurang kreatif dan kurang dinamis.
Metode ini dalam beberapa sumber juga sering disebut sebagai metode latihan yang disebut juga metode training, yang merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
Sebagai suatu metode yang diakui, banyak mempunyai kelebihan, juga tidak dapat disangkal bahwa metode latihan mempunyai beberapa kelemahan. Maka dari itu, guru yang ingin mempergunakan metode latihan ini kiranya tidak salah bila memahami karakteristik metode ini.
Metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
Sebagai suatu metode yang diakui, banyak mempunyai kelebihan, juga tidak dapat disangkal bahwa metode latihan mempunyai beberapa kelemahan. Maka dari itu, guru yang ingin mempergunakan metode latihan ini kiranya tidak salah bila memahami karakteristik metode ini.
Tujuan & Manfaat
Drill and Practice pertama kali digunakan oleh sekolah-sekolah tua di Amerika sebagai cara untuk:
a. Memacu kemampuan dasar motorik
b. memacu kebiasaan dan mental agar yang dipelajari siswa dapat lebih mengena atau berarti, tepat, dan berguna.
Hal “hal tersebut di atas dapat berhasil apabila siswa juga mengerti konteks keseluruhan dari akibat drill and Practice/kegunaan bagi dirinya. Pakar pendidikan, Hover, mengatakan bahwa :
1. pembelajaran itu sebenarnya efektif bagi masing masing siswa
2. pembelajaran pada dasarnya adalah proses mengatasi masalah sehingga siswa ditegaskan agar dapat mencari hubungan akan sesuatu hal dengan Drill & Practice sehingga ia dapat mencapai standar minimumnya sendiri untuk objek yang ia teliti dan guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Drill & Practice sangat efektif karena dapat dikerjakan individu atau berkelompok, maupun kelompok besar dalam skala satu kelas.
Secara umum teknik mengajar latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa:
a. Memiliki ketrampilan motoris/gerak; seperti menghafalkan kata-kata, menulis, mempergunakan alat/membuat suatu benda; melaksanakan gerak dalam olah raga;
b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung mencongak. Mengenal benda/bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya.
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain, seperti hubungan sebab akibat banyak hujan – banjir; antara tanda huruf dan bunyi – ng – ny dan sebagainya; penggunaan lambang/simbol di dalam peta dan lain-lain.
Langkah-Langkah penerapan Drill & Practice
Untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu perlu instruktur/guru memperhatikan langkah-langkah/prosedur yang disusun demikian:
a. Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam. Tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti gerak refleks saja, seperti: menghafal, menghitung, lari dan sebagainya.
b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan trujuan latxhan sebeHm mexeka melakukan. Latihan itu juga rtyampu menyadarkan siswa akan kegunaan bagi kehidupannya saat sekarang ataupun di masa yang akan datang. Juga dengan latihan itu siswa merasa perlunya untuk melengkapi pelajaran yang diterimanya.
c. Di dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pada diagnosa, karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan ketrampilan yang sempurna. Pada latihan berikutnya guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan dialami siswa, sehingga dapat mernilih/menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki. Kemudian instruktur menunjukkan kepada siswa response/tanggapan yang telah benar dan memperbaiki response-response yang salah. Kalau perlu guru mengadakan variasi latihan dengan mengubah situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul response yang berbeda untuk peningkatan dan penyempurnaan kecakapan atau ketrampilannya.
d. Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian diperhatikan kecepatan; agar siswa dapat melakukan kecepatan atau ketrampilan menurut waktu yang telah ditentukan; juga perlu diperhatikan pula apakah response siswa telah dilakukan dengan tepat dan cepat.
e. Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan puda kesempatan yang lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga meni~nbulkan optimisme pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan ketrampilan yang baik.
f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan prosesproses yang esensial/yang pokok atau inti; sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang rendah/tidak perlu kurang diperlukan.
g. Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa;
Sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan/dikembangkan. Maka dalam pelaksanaan latihan guru perlu mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan.
Dengan langkah-langkah itu diharapkan bahwa latihan akan betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan itu. Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di sekolah.
Keuntungan Drill & Practice
Di antara keuntungan Metode Drill adalah :
a. Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat-loncat dan step by step akan lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadi miliknya.
b. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberlkan oleh guru memungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahannya. Dengan demikian juga akan menghemat waktu belajamya.
c. Pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam keperluan sehari-hari, baik untuk keperluan studi maupun untuk bekal hidup di masyarakat kelak.
d. Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat, menggunakan alat-alat (mesin perinainan dan atletik), dan terampil menggunakan peralatan olah raga.
e. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian; menjumlah, pengurangan, pembagian, tanda-tanda (simbol), dan sebagainya.
f. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan sebagainya.
g. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.
h. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya.
i. Pembentukan kebiasaan-kebiasan membuat gerakan gerakan yang kornpleks, rumit, menjadi lebih otomatis.
j. Metode ini memungkinkan kesempatan untuk lebih memperdalam kemampuan secara spesifik.
k. Dapat menambah minat siswa terhadap pelajaran mereka.
l. Metode metode difokuskan kepada satu komponen yang spesifk sehingga siswa dapat konsentrasi pada suatu kemampuan dalam waktu singkat
m. Dapat menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan respon yarg cepat. Misalnya, beberapa ejaan kata dapat dieja tanpa harus berulang kali membuka kamus.
n. Dapat mernbangkitkan perasaan sukses bagi siswa yang dapat menguasai lebih dari satu kemampuan yang spesifik.
o. Memungkinkan tiap individu untuk mengaplikasikan, mengembangkan, dan mengkaitkan beberapa situasi atau problema yang ada.
p. Berbagai macam strategi dapat menambah dan meningkatkan kemampuan
q. Kedua unsur guru dan siswa dapat mengena lebih jauh kegunaan dari ketrampilan yang sedang dikembangkan itu.
r. Berlatih sudah merupakan teknik ang tidak asing lagi dan digunakan di berbagai lingkungan masyarakat sebagai strategi pembelajaran yang valid
Kerugian Drill & Practice
a. Dapat membentuk kebiasaan yang kaku. Respon yang terbentuk secara otomatis akan mempengaruhi tindakan yang bersifat irrationil, routine serta tidak menggunakan akal.
b. Menimbulkan adaptasi mekanis terhadap lingkungannya. Di dalam menghadapi masalah, siswa menyelesaikan secara statis.
c. Menimbulkan verbalisme. Respons terhadap stimulus yang telah terbentuk dengan latihan itu 1 akan, berakibat kurang digunakannya rasio sehingga, inisiatif pun terhambat.
d. Latihan yang terlampau berat akan menimbulkan perasaan benci, baik kepada mata pelajaran maupun kepada gurunya.
e. Latihan yang dilakukan dengan pengawasan yang ketat dan dalam suasana yang serius mudah sekali
f. menimbulkan kebosanan dan kejengkelan. Akhirnya anak enggan berlatih dan malas atau mogok belajar.
g. Menghambat bakat dan inisiatif siswa., karena siswa lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.
h. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
i. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.
j. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.
k. Dapat menimbulkan verbalisme.
l. Drill and Practice di kelas jika tidak diberi perhatian dapat menimbulkan kesalahan atau respon yang tidak pada tempatnya.
m. Dapat menyebabkan kebosanan bila siswa tidak tahu kegunaan dan dari latihan itu di masa yang akan datang.
n. Drill and Practice menuntut persiapan apa saja yang matang dengan perti’mbangan memberikan sesuatu yang dibutuhkan oleh siswa.
o. Strategi ini memungkinkan terlihat sebagai sebuah gambaran pembelajaran yang terlalu menekankan kemampuan sesuai kenyataan yang ada saat ini.
Hal-hal yang perlu diperhartikan dalam Drill and Practice
Dalam penggunaan teknik latihan agar bila berhasil guna dan berdaya guna perlu ditanamkan pengertian bagi instruktur maupun siswa ialah:
a. Tentang sifat-sifat suatu latihan, bahwa setiap latihan harus selalu berbeda dengan latihan yang sebelumnya. Hal itu disebabkan karena situasi dan pengaruh latihan yang lalu berbeda juga. Kemudian perlu diperhatikan juga adanya perubahan kondisi/situasi belajar yang menuntut daya tanggap/ response yang berbeda pula. Bila situasi latihan berubah, sehingga timbul tantangan yang dihadapi berlainan dengan situasi sebelumnya, maka memerlukan tanggapan/sambutan yang berbeda pula. Perlu pula disadari bahwa dalam segala perbuatan manusia; kadang-kadang ada ketrampilan yang sederhana yang bisa dikuasai dalam waktu singkat, seperti menanak nasi, mengepel lantai, dalam waktu singkat latihan minimal itu segera dikuasai, tetapi sebaliknya ada ketrampilan yang sukar; sehingga memerlukan latihan dengan jangka waktu lama serta latihan yang maksimal, seperti memperbaiki mesin motor, membangun rumah dan sebagainya.
b. Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan sebelum memasuki latihan guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan pelajaran-pelajaran lain yang diterimanya. Persiapan yang baik sebelum Iatihan mendorong/mernotivasi siswa agar responsif yang fungsional, berarti dan bermakna bagi penerima pengetahuan dan akan lama tinggal dalam jiwanya karena sifatnya permanen, serta siap untuk digunakan/dimanfaatkan oleh siswa dalam kehidupan.
Bagaimana Latihan di Berikan
a. Sesuatu yang dilatihkan harus berarti, menarik dan dihayati murid sebagai kebutuhannya.
b. Sebelum latihan dilaksanakan perlu diketahui lebih dahulu arti dan kegunaan latihan serta perlunya diadakan latihan.
c. Latihan hendaklah diberikan secara sistematis, tertib dan tidak loncat-loncat.
d. Latihan hendaklah diberikan mulai dari dasar atau dari permulaan.
e. Mana yang telah diberikan supaya selalu diulangi, dipakai, ditamrinkan dan ditanyakan (murid selalu ditagih).
f. Guru hendaklah pandai membuat bermacam-macam latihan agar murid tidak jemu atau bosan.
g. Guru janganlah mudah-mudah melangkah ke pelajaran berikutnya sebelum pelajaran yang terdahulu masak benar.
h. Latihan yang diberikan secara perorangan akan lebih baik daripada latihan bersama. Sebab, dengan perorangan guru dapat mengetahui kemajuan siswanya, memudahkan mengontrol dan mengoreksi. Latihan yang diberikan secara bersama harus diikuti dengan latihan individu.
i. Latihan hendaklah diselenggarakan dalam suasana yang menyenangkan. Jangan diberikan dalam suasana yang penuh ketegangan dan ketakutan.
Saat menggunakan strategi Drill and Practice, guru biasanya meneliti kebiasaan atau keadaan seperti di bawah ini:
1. Cara memeriksa apakah siswa sudah mengerti akan bahan yang akan dilatih dan dipraktekkan.
2. Cara menanamkan apakah siswa, baik individual maupun ke!ompok:
1. menyadari kegunaan dari Drill and Practice tersebut?
2. apakah motivasi untuk memulainya?
3. apakah siswa senang akan kegunaan dari kegiatan ini?
3. Cara memilah-milah jenis Drill and Practice yang tepat pada siswa agar kegiatan belajar sukses (siswa dapat menangkap objek materinya)
4. Klasifikasikan rencana kemajuan seperti ‘pemanasan’ atau demo materi terlebih dahulu, kemudian baru meningkat ke jenjang yang lebih sulit. Contohnya dengan pemberian soal.
5. Mengkondisikan Drill and Practice pada kondisi sebenarnya sehingga kemampuan yang dimiliki siswa akan lebih berguna.
6. Menggunakan acuan waktu untuk tes kemampuan / kecepatan / ketepatan pemahaman siswa dengan Drill and Practice.
7. Drill and Practice harus vaiiatif (siswa menemukan sendiri objek yang akan dibahas).
8. Memotivasi siswa untuk terus berlatih dan berpraktek, bik itu dengan sentuhan, suara, (musik), dan lain-lain.
9. Gunakan penguatan penekanan lisan ang positif, contohnya pemberian pujian
10. Gunakan penekanan nonverbal, misalnya dengan tersenyum
11. Melihat /memperhatikan tingkat kemajuan atau perkembangan masing-masing siswa . Misalnya, berjalan-jalan di antara bangku siswa untuk melihat sejauh mana pekerjaan mereka.
12. Memberikan materi tambahan bagi siswa yang bermasalah.
13. Memberi semangat bagi siswa yang memiliki kompetensi lebih untuk melokukan latihan dan praktek secara mandiri baik, di dalam , maupun di luar kelas.
14. Menjadwalkan evaluasi sesuai tahap kemampuan dalam Drill and Practice. Contohnya: pretest, posttest, midtest, dll.
Contoh Ilustrasi
1. Sekolah Dasar
Seorang guru harus dapat membagi kegiatan antar siswa sehingga tidak terpaku hanya dengan satu tugas saja, tetapi harus pula diperhatikan ketepatan waktu dan keterampilan siswa.
Apabila seorang guru sedang sibuk dengan sekelompok siswa di depan kelas dengan menilai presentasi hasil membaca mereka, maka siswa-siswi lainnya yang belum mendapat giliran harus mengerjkan tugas di buku mereka masing-masing. Setelah selesai, mereka boleh beraktivitas apa saja dengan menggunakan fasilitas yang ada di kelas tersebut. Ada sekelompok anak yang membaca buku dari perpustakaan, mengulang kembali jawaban hitungan dari tes aritmetika dengan menggunakan tiga cara yang sudah disiapkan dari rumah, ada pula yang memberikan makan ikan karena memang saat inilah gilirannya. Sekelompok anak juga terlihat sedang bereksperimen dengan mikroskop yang ada di sudut kelas, bahkan ada ang berlatih mengeja kata dengan temannya. Hal ini menunjukkan sekolah benar-benar digunakan sebagai sarana pendidikan karena guru dapat mengatur waktu dan kegiatan siswa sedemikian rupa sehingga berguna bagi siswa.
2. Sekolah Menengah Pertama
Strategi pembelajaran di SMP sebenarnya ditujukan untuk membangun kernampuan mental secara umum dan jiwa kemandirian mulai diterapkan. Sebagai ilustrasi, digambarkan berikut ini:
Seorang guru sudah menyambut murid-muridnya dengan tugas yang sudah tertera di papan tulis. Hal ini dimaksudkan untuk merasakan mereka menghadapi tugas sehingga tidak malas. Setelah tugas dikerjakah selama beberapa menit, maka mulailah ‘pemanasan’ untuk memeriksa daya tangkap siswa itu sendiri. Apubila ada siswa yang menjawab dengan benar, maka guru tersebut akan tersenyum sambil dikuatkan dengan pernyataan verbal (baik, betul, bagus) untuk memotivasi siswa.
Setelah selesai ‘pemanasan’, guru memberikan instruksi bagi setiap siswa untuk berlatih sekaligus praktek dengan tujuan melatih kecepatan keterampilan mereka dengan petunjuk khusus untuk mengasah kemampuan mereka. Tentunya kegiatan ini juga diberi batasan waktu agar kemampuan siswa terukur.
Apabila kegiatan di atas berakhir tetapi masih ada waktu luang, maka guru dapat membuat suatu kuis berkclornpok yang didalamnya diharapkan selain dapat mengetahui sejauh mana pemahaman anak, juga dapat memberikan semangat kompetisi pada siswa.
Dengan mengacu pada bebrapa ilustrasi di atas, kombinasi dari Drill and Practice dapat dijadikan sebagi prosedur pembelajaran untuk membantu siswa terhadap dirinya sendiri.
PENUTUP
Kesimpulan
Drill adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali atau kontinue/ untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Metode ini mempunyai keuntungan dan kerugian, Penggunaan metode Drill and Practice yang kurang tepat akan menimbulkan hal-hal yang negatif misalnya anak menjadi kurang kreatif dan kurang dinamis. Tetapi latihan yang praktis, mudah dilakukan, serta teratur melaksankannya membina anak dalam meningkatkan penguasaan keterampilan itu, bahkan mungkin siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna. Metode ini lebih banyak digunakan dalam bidang pelajaran olahraga karena dalam bidang ini banyak memerlukan latihan khusus dan teratur, serta pengawaasan dari trainer yang baik.
Metode Drill and Practice umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari materi yang dipelajari. Karena itu, metode ceramah dapat digunakan sebelum maupun sesudah latihan dilakukan. Tujuan dari ceramah untuk memberikan penjelasan kepada siswa mengenai bentuk keterampilan tertentu yang akan dilakukannya.
Sedangkan demonstrasi disini dimaksudkan untuk memperagakan atau mempertunjukkan suatu keterampilan yang akan dipelajari siswa. Misalnya belajar tari jaipong. Siswa sebelum berlatih jaipongan diberikan penjelasan dulu seluruh geraklan tangan, gerakan badan, dan sebagainya melalui ceramah. Lalu guru mendemonstrasikan tari jaipongan dan siswa memperhatikan demonstrasi tersebut. Setelah itu baru siswa mulai latihan jaipongan seperti yang dilakukan guru. Akhirnya selain kombinasi sebagaimana disebutkan di depan, masih terbuka kemungkinan adanya kombinasi yang lain. Bahkan tidak mustahil kombinasi metode mengajar dapat dibuat untuk dua atau empat metode mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Robert L. Gilstrap dan William R. Martin. 1975. Current Strategies for Teachers, California: Goodyear Publishing Company, Inc.
Sriyono, Drs dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, Jakarta: Rineka Cipta.
Zain, Aswan dan Syaiful Bahri Djamarah. 1996. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
N.K, Roestiyah.1998. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
0 komentar